BERITA NUSRA -- Papua adalah pulau yang terletak di sebelah timur Indonesia. Jika bicara soal fauna khas Papua, maka yang diketahui oleh orang-orang biasanya tidak jauh-jauh dari burung cendrawasih atau burung kasuari.
Pertama Namdur
Bagi mereka yang hendak menikah, menyiapkan mas kawin adalah hal yang biasa dilakukan sebelum maju ke pelaminan. Dengan mempersembahkan mas kawin, maka keluarga orang yang dilamar diharapkan menjadi luluh dan bersedia melepas anaknya untuk dinikahi.
Mempersembakan mas kawin berharga mahal sambil menggelar pesta yang mewah juga bisa menjadi cara untuk menunjukkan status sosial pelamar. Jika pelamar bisa mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk menikahi orang yang dicintainya, maka itu berarti ia tidak akan memiliki masalah untuk menunjang kehidupan pasangan barunya kelak.
Kedua Adalah Biawak Papua Atau Biawak Batik Papua
Jika bicara soal biawak khas Indonesia, maka orang seketika akan langsung membayangkan komodo. Ukuran komodo yang besar layaknya hewan prasejarah raksasa menyebabkan komodo bakal senantiasa menjadi pusat perhatian setiap kali menampakkan diri di depan manusia.
Namun selain komodo, Indonesia sebenarnya memiliki jenis biawak lain yang tak kalah menarik. Biawak Papua (Varanus salvadorii) adalah biawak yang dimaksud di sini. Tidak seperti komodo yang warnanya cenderung monoton, biawak Papua memiliki sisik yang dipenuhi oleh totol dan garis berwarna warni.
Keunikan biawak Papua belum berhenti sampai di sana. Hewan ini memiliki ekor yang amat panjang. Sejumlah biawak panjang bahkan diketahui mencapai hampir 2,5 meter. Panjangnya tersebut lantas menjadikan ini biawak ini sebagai salah satu spesies kadal terpanjang di dunia.
Ketiga Burung Beracun Pitohui
Burung memiliki banyak cara untuk mempertahankan diri. Jika burung merasa terancam, maka burung akan menyelamatkan diri dengan cara terbang atau berlari sekencang mungkin. Beberapa jenis burung juga memiliki bulu yang warnanya serupa dengan warna lingkungannya. Kalaupun burung sampai tertangkap, burung masih bisa melawan dengan memakai paruh atau cakarnya.
Meskipun burung memiliki banyak cara untuk membela diri, burung normalnya tidak dikenal sebagai hewan yang beracun. Pengecualian untuk pitohui karena burung ini memiliki racun sebagai alat pertahanan diri.
Artikel Terkait
Mahfud MD Ungkap Penyewaan Slot Satelit Korupsi Militer Kemenhan
Akhirnya Yunani menerima pengiriman Jet Rafale baru dari Prancis
Kembali Pemerintah Siap Gelontorkan Rp451 Triliun untuk Program PEN Tahun 2022
Kementrian PUPR: Realisasi Program Sejuta Rumah Tahun 2021 Capai 1,11 Juta Unit