BERITANUSRA.COM - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) pada 2021 berhasil mencatatkan laba senilai Rp6,17 triliun atau tertinggi sepanjang sejarah, dengan kinerja produksi yang juga terus mengalami peningkatan signifikan.
Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi mengatakan Pupuk Kaltim saat ini berada dalam fase pertumbuhan kedua dengan fokus perusahaan pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dia mengakui pandemi masih memberikan dampak bagi kondisi ekonomi dan pasar yang dinamis selama 2021. Namun, sebagai perusahaan yang berorientasi pada keberlanjutan, PKT terus menerapkan strategi inovasi bernilai tambah yang berbasis risiko, termasuk melalui diversifikasi usaha.
“Melalui langkah strategis yang didukung pengelolaan risiko dan operasional yang baik, PKT mampu menghadapi tantangan dan menjadikannya peluang yang memberikan keuntungan optimal bagi perusahaan,” jelas Rahmad.
Rahmad menambahkan perusahaan melihat setidaknya terdapat 6 perubahan mendasar di dunia yang masih akan berpengaruh terhadap bisnis dan operasional, yaitu peningkatan kebutuhan kesehatan akibat pandemi, krisis rantai pasok global, ketahanan pangan di tengah makin terbatasnya lahan pertanian, tingkat kesejahteraan secara global yang berpengaruh terhadap permintaan pangan berkualitas, kesetaraan dan inklusivitas dalam seluruh aktivitas perusahaan, hingga transformasi bisnis ramah lingkungan.
Berkaca dari hal tersebut, PKT akan bertransformasi melalui strategi jangka panjang yang dinamai growth strategy, dengan fokus pada 3 pilar utama, yakni keunggulan operasional dan rantai pasok melalui efisiensi energi dan optimalisasi infrastruktur, keunggulan diversifikasi dengan mengembangkan bisnis di sektor hilirisasi petrokimia dan gas alam serta energi terbarukan, keunggulan jangkauan pasar dengan peningkatan kapasitas domestik dan ekspansi di pasar global.
Lebih lanjut, strategi diversifikasi usaha yang dilakukan PKT juga tidak hanya terfokus pada potensi bisnis, melainkan juga berbasis pada energi terbarukan. Hal ini dilakukan seiring dengan komitmen perusahaan untuk memimpin transformasi industri petrokimia menjadi industri hijau.
Direktur Operasi dan Produksi PKT Hanggara Patrianta, mengatakan berbekal kapabilitas perusahaan dalam hal produksi dan teknologi, PKT tengah bertransformasi menjadi pelaku industri petrokimia yang berorientasi pada efisiensi energi dan diversifikasi usaha.
Salah satu yang menjadi fokus perusahaan yaitu pengembangan komoditas bisnis baru dengan menerapkan praktik ekonomi sirkular dan memanfaatkan emisi produksi, seperti pengembangan soda ash yang diolah dari bahan baku amoniak dan CO2 yang dihasilkan dari proses produksi pupuk PKT. Selain itu, dengan beralih kepada bahan baku energi terbarukan, PKT juga dapat menjamin keberlanjutan perusahaan, yang tentunya berorientasi pada penerapan prinsip ESG (environmental, social, governance).
Artikel Terkait
Geger, Polresta Mataram Olah TKP Dua Penemuan Mayat Di Dalam Mobil
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kembali membuka Program Beasiswa Pascasarjana S2