Beritanusra.com - Tahun 2023 mendatang petani di Lombok Timur (Lotim) diharuskan siap-siaga, pasalnya. Tersisa hanya dua jenis pupuk yang masih mendapat subsidi yakni Pupuk Urea dan Nitrogen (N) Fosfor (P) dan Kalium (K). (NPK). Itupun, pupuk urea hanya dialokasikan sebanyak 18.009 ton dan NPK 15.484 ton dan NPK formula 275 ton.
Hal itu dijelaskan oleh Dinas Pertanian ( Distan) Lotim melalui Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Fathul Kasturi, ia katakan bahwa alokasi pupuk bersubsidi itu memang mengalami penurunan drastis.
“Hanya ada dua jenis pupuk yang disubsidi, lainnya masuk kategori non subsidi,” kata Fathul Kasturi ketika dikonfirmasi via whatsaap pada Sabtu (31/12/22).
Fathul Kasturi merincikan, hanya 9 komoditi yang boleh menggunakan pupuk subsidi dan itu terbagi tiga, yakni subsektor tanaman pangan, subsektor perkebunan dan subsektor tanaman hortikultura.
Baca Juga: PLN Kembangkan Eduwisata Farming di Lombok Barat
Pada subsektor tanaman pangan, lanjut Fathul Kasturi, tanaman yang mendapatkan subsidi hanya padi, jagung dan kedelai. Tanaman pangan selain itu tidak boleh menggunakan pupuk subsidi di Lotim.
Dari subsektor tanaman hortikultura, tanaman yang mendapatkan subsidi ialah bawang merah, bawang putih dan cabai. Pun di luar tiga jenis komoditi itu, juga tidak dapat disubsidi pupuknya. Termasuk tanaman tomat tidak boleh menggunakan pupuk subsidi.
Sementara dari subsektor perkebunan tanaman yang dapat disubsidi hanya tanaman kopi, kakao dan tebu. Tanaman tembakau yang banyak di Lotim pun tidak dapat menggunakan pupuk subsidi.
“Ketentuan-ketentuan tersebut sudah menjadi kebijakan pusat, kita di daerah hanya melaksanakan,” ujarnya.
Fathul Kasturi menambahkan, kebijakan menurunya pupuk bersubsidi pada 2023 mendatang itu, katanya. Bukan hanya di Lotim saja namun itu adalah keputusan pemerintah pusat dan berlaku secara nasional. Karenanya, Fathul Kasturi meminta masyarakat untuk tidak menuding pemerintah daerah (Pemda) tidak berpihak kepada petani.
"Dari penurunan pupuk subsidi di Lotim, itu tidak merubah harga pupuk subsidi, harga nya tetap sama seperti tahun ini, pupuk urea Rp 2.250 kg, pupuk NPK Rp 2.300 kg. Tak ada yang berubah harga nya"katanya.
Kendati demikian, dalam kebutuhan pupuk, petani diharapan dapat mampu melihat kondisi yang ada, dan bisa mengantisipasi kekurangan pupuk tahun mendatang.
" Solusinya kalau petani kurang pupuk nanti, iya harus kembali ke alam yaitu memanfaatkan pupuk kompos dan itu saya rasa sangat baik untuk merubah tekstur dan struktur tanah"tambahnya
Ditempat terpisah, Sawaludin yang seorang petani padi yang berasal dari Kecamatan Jerowaru harapkan kebijakan tersebut tak sampai terjadi.
"Karena kalau kita pakai pupuk non subsidi mahal, kitanya tidak dapat untung"pungkasnya.
Artikel Terkait
Berkat Dukungan BPN, PLN Amankan Rp 227 Miliar Aset Tanah di NTB
Ucapan Selamat HUT Nusa Tenggara Barat Oleh Pimpinan dan Anggota DPRD serta Kesekretariatan DPRD Lombok Timur
Rapat Dengan Gakkumdu, Kolaborasi Bawaslu, Kepolisian, dan Jaksa
66 Anggota Diterjunkan di 3 Titik, Antisipasi Libur Nataru
PLN Kembangkan Eduwisata Farming di Lombok Barat